Informasimengenai keadaan Agama Buddha pada masa Kerajaan Sailendra nampaknya lebih jelas dibanding pada masa Kerajaan Sriwijaya. Hal ini dikarenakan sumber-sumber yang memberi informasi mengenai Agama Buddha lebih banyak, misalnya dengan keberadaan prasasi-prasasti dan bangunan-bangunan seperti candi. Pengertian

DASA PUNNYAKIRIYAVATTHU Inti Ajaran Buddha Dhammapada syair 183 Sabbapapassa akaranam Kusalasaupasampada Sacittapariyodapanam Etam buddhana sasanam Janganlah berbuat jahat, perbanyak perbuatan baik, sucikan hati dan pikiran Inilah ajaran para Buddha Buddha menjelaskan ada 10 Cara melakukan perbuatan baik yang disebut dengan Dasa Punnakiriyavatthu. Dasa Punnakiriyavatthu, terdiri dari Dasa artinya sepuluh, Punna artinya jasa, baik, bajik, manfaat, berguna, Kiriya artinya melakukan, dan vatthu artinya dasar, hal, cara. Dasa Punnakiriyavatthu artinya sepuluh cara untuk melakukan perbuatan bajik atau baik. Umat Buddha sangat dianjurkan untuk melaksanakannya Sepuluh perbuatan baik tersebut adalah 1. DANA Dana artinya beramal, memberi, menolong orang lain, membantu. Dana terdiri dari 4 macam, yaitu Amisadana artinya berdana dalam bentuk materi atau barang. Contoh pakaian, makanan, minuman, beras, uang, obaat-obatan, pakaian, dll. Dhammadana artinya berdana dalam bentuk memberikan ceramah dhamma atau nasehat yang berguna bagi orang lain. Dhammadana merupakan dana yang paling tinggi nilainya dibanding dana yang lainnya. Berkaitan dengan hal ini Sang Buddha bersabda ā€œ Sabbadanang Dhammadanang Jinati artinya Dari semua dana, dana dhamma adalah yang tertinggiā€. Atidana adalah berdana dalam bentuk atau mengorbankan kepentingan diri sendiri demi kepentingan orang lain. Mahatidana adalah berdana dalam bentuk pengorbanan diri atau kehidupannya untuk mencapai cita-cita yang luhur. Contoh Bodhisatva Siddharta menyempurnakan dana paramita sebagai landasan untuk mencapai ke-Buddha-an. 2. SILA Sila artinya hidup bersusila, perbuatan, etika, moral. Sila adalah etika atau moral yang dilakukan melalui ucapan, perbuatan dan pikiran benar. Sila dapat pula diartikan sebagai perbuatan yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Sila terdiri dari Pancasila terdiri dari 5 latihan yang dilaksanakan oleh umat Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Atthasila terdiri dari 8 latihan yang dilaksanakan oleh upasaka-upasika pada hari uposatha yaitu tanggal 1,8,15,23 penanggalan lunar. Dasasila atau Majjhima sila terdiri dari 10 latihan yang dilaksanakan oleh samanera dan samaneri. Samanera adalah calon bhikkhu laki-laki, Samaneri adalah calon bhikkhu perempuan. Samanera dan samaneri hidup sebagai seorang pertapa. Patimokkha sila adalah sila yang tertinggi dilaksanakan oleh bhikkhu sebanyak 227 latihan dan bhikkhuni sebanyak 311 latihan. 3. BHAVANA Bhavana/meditasi/samadhi yaitu mengembangkan pikiran yang baik yang tertuju pada satu obyek. Bhavana terdiri dari 2 macam Samatha bhavana adalah meditasi yang bertujuan untuk mencapai ketenangan batin. Obyek meditasi ini berjumlah 40 macam. Hasil dari meditasi ini adalah Abhinna kekuatan batin. Vipassana bhavana adalah meditasi yang bertujuan untuk mencapai pandangan terang. Obyek meditasi ini berjumlah yaitu Nama dan Rupa. Hasil meditasi ini adalah kesucian atau Nibbana. 4. APACAYANA Apacayana adalah menghormati orang yang patut dihormati. Mempraktikkan apacayana sama dengan rendah hati. Dengan berendah hati maka kelak akan terlahir dalam keluarga yang luhur. Sifat sombong adalah lawan dari sifat apacayana. Merasa dirinya lebih hebat, lebih pintar, lebih tinggi statusnya dari orang lain adalah sifat sombong. 5. VEYYAVACCA Veyyavacca adalah berbakti dan bersemangat dalam hal-hal yang patut/layak untuk dilaksanakan dan hasil dari melakukan hal ini adalah memperoleh penghargaan dari orang lain dan masyarakat. 6. PATTIDANA Artinya suka membagi kebahagiaan terhadap orang lain, tidak kikir dan tidak mementingkan diri sendiri. Pattidana juga berarti melaksanakan perbuatan baik atas nama keluarga kita yang telah meninggal dengan harapan semoga mereka ikut berbahagia melihat kita berbuat kebaikan. Dalam melaksanakan hal ini berakibat terlahir dalam keadaan tidak kekurangan bahkan berlebihan dalam berbagai hal. 7. PATTANUMODANA Pattanumodana atau Mudita adalah bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain. Akibat melaksanakan hal ini kelak terlahir dalam lingkungan yang menggembirakan. 8. DHAMMASAVANA Dhammasavana adalah mempelajari dan sering mendengarkan khotbah dhamma. Akibatnya bertambahnya kebijaksanaan. Terdapat 5 macam berkah mendengarkan dan mempelajari dhamma Dapat mendengar dhamma yang belum pernah didengar Dhamma yang belum jelas dan belum mengerti akan menjadi lebih jelas. Menghilangkan keragu-raguan akan kebenaran dhamma Akan memiliki pandangan yang terang/benar Batin menjadi bersih dan selalu memikirkan hal-hal yang positif. 9. DHAMMADESANA Dhammadesana adalah menyebarkan atau menerangkan dhamma. Menyebarkan dan mendengarkan dhamma berbuah dengan bertambahnya kebijaksanaan. 10. DITTHUJUKAMMA Ditthujukamma adalah meluruskan pandangan salah menjadi pandangan benar artinya berpandangan hidup yang benar. Pandangan hidup yang benar lahir dari pikiran yang benar. Pikiran benar adalah pikiran yang telah terbebas dari Lobha, Dosa, Moha dan irsia. Berpengertian dan berpandangan hidup yang benar berbuah dengan diperkuatnya keyakinan.

10jenis perbuatan baik / karma baik 1. Gemar beramal dan bermurah hati, akibatnya adalah diperolehnya kekayaan dalam kehidupan ini atau kehidupan yang akan datang. 2. Hidup bersusila, akibatnya adalah penitisan dalam keluarga luhur yang keadaannya bahagia. 3. Sering melakukan meditasi, akibatnya adalah penitisan di alam bahagia. 4.

Ilustrasi Buddhis Media3 Macam Perbuatan Baik Succarita dalam Agama BuddhaBuddhis Media. Pada kesempatan kali ini Buddhis Media akan berbagi lanjutan artikel sebelumnya. Agama Buddha mengenal adanya perbuatan baik kusala kamma dan perbuatan buruk akusala kamma. Sebuah ajaran yang sangat masuk akal dan masuk nalar pula. Sang Buddha pernah bersabda bawasannya barang siapa menanam demikianlah pula akan memetic hasilnya. Perbuatan Baik succarita Tiga macam perbuatan baik succarita terdiri dari 3 macam yaitu perbuatan baik melalui badan jasmani kaya succarita, perbuatan baik melalui ucapan vaci succarita dan perbuatan baik melalui pikiran mano succarita. Tiga Macam Kaya Succarita Perbuatan baik melalui badan jasmani meliputi melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup, melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan, dan melatih diri menghindari perbuatan asusila. Empat Macam Vaci Succarita Perbuatan baik melalui ucapan meliputi melatih diri menghindari ucapan bohong, melatih diri menghindari memfitnah, melatih diri menghindari kata-kata kasar, melatih diri menghindari omong kosong. Tiga Macam Mano Succarita Perbuatan baik melalui ucapan melipti tidak serakah, tidak memiliki kemauan jahat, dan melatih pandangan benar sesuai Dhamma. Dhamma yang singkat ini semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan kepada semua makhluk hidup. Sadhu, Sadhu, SadhuIKUTI BERITA & ARTIKEL BUDDHIS LAINNYA DI GOOGLE NEWS
terhadaptindak pidana pada agama telah diatur dalam Undang-Undang Nomor: 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/ atau Penodaan Agama jo. Pasal 156a KUHP jo. Pasal 156a KUHP, yang mana terdapat bentuk pengaturan perbuatan yang dilarang yaitu: pertama, Perbuatan menafsirkan suatu ajaran agama dan kegiatan keagamaan yang
10 Cara Kebajikan Dalam Buddhis itu disebut DASA PUNNAKIRIYAVATTHU. Berikut adalah Pengertian Dasa PuƱƱakiriyavatthu. Inti dari Ajaran Buddha yang tertuang dalam Dhammapada 183 adalah Janganlah berbuat jahat. Perbanyak perbuatan baik Sucikan hati dan pikiran. Inilah ajaran para Buddha, dari jaman Bumi terbentuk, kiamat, dan terbentuk lagi, selamanya. Sebenarnya apa itu arti Buddha? Lalu apa yang dimaksud perbuatan baik menurut Sang Buddha? Sang Buddha menjelaskan ada 10 Cara melakukan perbuatan baik yang kemudian disebut dengan Dasa PuƱƱakiriyavatthu. Dasa PuƱƱakiriyavatthu terdiri dari empat kata, yaitu dasa, puƱƱa, kiriya dan vatthu. Dasa artinya sepuluh. PuƱƱa artinya jasa, baik, bajik, manfaat, berguna. Kiriya artinya melakukan. Vatthu artinya dasar, hal, cara. Dasa PuƱƱakiriyavatthu artinya Sepuluh cara untuk melakukan perbuatan bajik atau baik. Bagi umat Buddha sangat dianjurkan untuk melaksanakan salah satu atau keseluruhan dari Dasa PuƱƱakiriyavatthu tersebut. 10 Cara Kebajikan Dalam Buddhis itu terdiri dari 1. DANA. Dana berarti beramal/memberi/membantu/menolong makhluk lain tanpa mengharapkan balasan dari mereka yang telah menerima dana kita. Dana dapat diberikan dalam bentuk materi/barang dan non materi. 2. SILA. Sila artinya hidup bersusila, perbuatan, etika, moral. Sila terdiri dari • Pancasila lima latihan kemoralan. Pancasila dilaksanakan oleh umat Buddha dalam kehidupan sehari-hari. • Atthasila delapan latihan kemoralan. Atthasila dilaksanakan oleh umat Buddha biasa yang berlatih menjalankan hidup sederhana. Biasanya atthasila dilaksanakan setiap tanggal 1,8,15,23 setiap bulan pada penanggalan bulan. • Dasasila Majjhima Sila terdiri dari sepuluh latihan kemoralan. Sila ini dilaksanakan oleh samanera atau samaneri calon bhikkhu/ni dalam kehidupan sehari-hari. Samanera hidup sebagai pertapa hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. • Patimokkhasila adalah sila yang dilaksanakan oleh para bhikkhu dan bhikkhuni dalam kehidupan sehari-hari. Bhikkhu melaksanakan sila berjumlah 227 latihan, bhikkhuni melaksanakan sila berjumlah 311 latihan. 3. BHAVANA. Bhavana/meditasi/samadhi artinya mengembangkan pikiran yang baik tertuju pada satu obyek. Bhavana terdiri dari 2 macam, yaitu • Samatha Bhavana meditasi yang bertujuan untuk mencapai ketenangan batin. Obyek meditasi ini berjumlah 40 macam. Hasil dari meditasi ini adalah AbhiƱƱa kekuatan batin. • Vipassana Bhavana meditasi yang bertujuan untuk mencapai pandangan terang. Obyek meditasi ini berjumlah 2 macam yaitu Nama dan Rupa. Hasil meditasi ini adalah kesucian atau Nibbana. 4. APACAYANA. Artinya berendah hati dan hormat menghormat mereka yg lebih tua dan yang pantas diberi hormat. Dengan berendah hati dan hormat kelak akan terlahir dalam keluarga luhur. Sifat sombong adalah lawan dari sifat Apacayana. Merasa dirinya lebih hebat, lebih pintar, lebih tinggi statusnya dari orang lain adlh sifat sombong. 5. VEYYAVACCA. Artinya berbakti serta bersemangat dlm melakukan hal-hal yang patut dilakukan. Berbakti mengakibatkan seseorang memperoleh penghargaan dari masyarakat. 6. PATTIDANA. Artinya suka membagi kebahagiaan terhadap orang lain, tidak kikir dan tidak mementingkan diri sendiri. Pattidana juga berarti melaksanakan perbuatan baik atas nama keluarga kita yg telah meninggal dgn harapan semoga mereka ikut berbahagia melihat kita berbuat kebaikan. Dlm melaksanakan hal ini berakibat terlahir dalam keadaan tidak kekurangan bahkan berlebihan dalam berbagai hal. 7. PATTANUMODANA. Artinya bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain, tidak merasa iri hati. Pattanumodana sama dgn Mudita. 8. DHAMMASAVANA. Artinya mempelajari dan sering mendengarkan dhamma khotbah/ceramah Dhamma. Sering mendengarkan Dhamma akan menambah kebijaksanaan. 9. DHAMMADESANA. Artinya menyebarkan atau menerangkan Dhamma. Menyebarkan & mendengarkan Dhamma berbuah dgn bertambahnya kebijaksanaan. 10. DITTHUJUKAMMA. Artinya berpandangan hidup yg benar. Pandangan hidup yg benar lahir dari pikiran yg benar. Pikiran benar adlh pikiran yg telah terbebas dari Lobha, Dosa, Moha. Berpengertian dan berpandangan hidup yg benar berbuah dgn diperkuatnya keyakinan. Itulah 10 Cara Kebajikan Dalam Buddhis, tapi ingat kebajikan dalam Dhamma masih yang terbaik, yaitu ada di nomor 9.

Caramemperoleh perbuatan baik secara terus menerus dalam agama buddha Postingan. Tokoh Buddhis dalam Kesetaraan Gender. Dapatkan link; Facebook; Aku bertekad memperbanyak perbuatan bajikku, Aku bertekad melakukan perbuatan yang berguna un Posting Komentar Baca selengkapnya Diberdayakan oleh Blogger Gambar tema oleh Michael

Oleh Deddy Sukamto & Majaputera Karniawan, Kebaikan dalam pengertian umum Kebaikan adalah suatu nilai yang ada dalam setiap enam agama besar yang diakui di Indonesia dan juga dalam ajaran agama maupun kepercayaan lainnya. Kebaikan juga adalah sebuah nilai universal yang dapat dipahami oleh semua manusia. Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kebaikan berakar pada kata baik’ yang berarti elok, patut, teratur; berguna; tidak jahat, sedangkan kebaikan sendiri berarti sifat baik ataupun perbuatan baik KBBI Kebaikan juga sering diasosiasikan dengan kebajikan, yang secara arti kata, kebajikan berarti sesuatu yang mendatangkan kebaikan keselamatan, keberuntungan, dsb; juga berarti perbuatan baik Ibid. Banyak tokoh umum yang juga mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan mengentaskan ketidakadilan serta kejahatan tanpa menjelaskan secara definitif apa itu kebaikan. Setiap agama pun memiliki nilai kebaikannya sendiri, sehingga sulit menemukan kebaikan menurut pendapat ahli, hal ini dikarenakan kebaikan adalah istilah lazim yang sudah diketahui khalayak umum. Kebaikan dalam Ajaran Buddha Melakukan kebaikan kebajikan berarti menjadi baik kepada sesama, yaitu menjadi bermanfaat bagi sesama atau murah hati Dhammavuddho, 20083 Dalam bahasa Pali, ada beberapa kata yang berarti kebaikan dan kebajikan. Seperti Kusala yang berarti Kebaikan; Punna berarti kebajikan, jasa.; sedangkan Succarita berarti perbuatan kebaikan, bisa melalui perbuatan jasmani, ucapan, maupun pikiran. The Thai Buddhist Sangha Order dalam Ping 201622 menjelaskan berbagai pokok ajaran Buddha yang berhubungan dengan kebajikan Punna No. Palivacana Arti Bahasa Indonesia Sumber 1 Punnam Corehi Duharam Kebajikan tidak dapat dirampok Sam. Sa. 15/50. 2 Punnam Sukham Jivitasankhayamhi Kebajikan memberikan kebahagiaan pada saat ajalnya tiba Khu. Dha. 25/59. 3 Sukho Punnassa uccayo Kebahagiaan berasal dari akumulasi kebajikan Khu. Dha. 25/30. 4 Punnani paralokasmim patittha honti paninam Kebajikan akan melindungi dalam kehidupan yang akan datang Sam. Sa. 15/26; San. Pancaka 22/44; Khu. Ja. Dasaka 27/294. 5 Punnani kayiratha sukhavahani Kebajikan akan membawa kebahagiaan Sam. Sa. 15/3. An. Tika. 20/198. Sumber tabel Pengolahan sendiri. Pada dasar ajarannya, Buddha mengajarkan untuk menghindari segala bentuk kejahatan, mengembangkan kebaikan, dan mensucikan pikiran dari sini sudah terlihat dengan jelas bahwa Ajaran Buddha berorientasi pada perbuatan kebajikan Succarita dan mencegah perbuatan buruk Duccarita serta membuat pikiran menyingkir dari hal-hal yang menimbulkan kekotoran yaitu keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin. Ketiga hal ini disebut Tiga macam nasihat Sang Buddha Buddha Ovada, Ping, 201627-29. Seseorang yang mempelajari Ajaran Buddha, pertama-tama harus mengetahui dan mampu menghindari serta mencegah semua perbuatan buruk Duccarita. Kesemuanya dari sini dikelompokan melalui 3 tiga jalur yaitu perbuatan buruk melalui jasmani Kaya duccarita, ucapan Vaci duccarita, dan pikiran Mano duccarita dalam U Jotalankara, 201355-56. Apapun jenisnya, perbuatan buruk ini disebut sebagai kualitas tidak bermanfaat atau tidak baik Akusala dhamma yang harus segera diatasi. Ada sepuluh macam duccarita yang harus dihindari Ibid, 201355-65 sebagaimana diterangkan pada tabel berikut No Perbuatan Duccarita Dikatakan terjadi jika Faktor terjadinya lengkap Melalui jalur 1 Membunuh Mahluk hidup Sadar itu Mahluk hidup Kehendak untuk membunuh Usaha untuk membunuh Kematian akibat membunuh. TINDAKAN JASMANI 2 Mencuri Kekayaan orang lain Sadar itu milik orang lain Kehendak untuk mencuri Usaha mencuri Terjadi pencurian akibat usaha. 3 Melakukan hubungan seksual yang salah Objek terlarang perempuan di bawah perwalian Hasrat seksual untuk menikmatinya Upaya untuk menikmati Memasukan alat kelamin ke dalam kelamin orang lain. 4 Berbohong Suatu hal yang tidak benar Kehendak untuk menipu Usaha untuk berbohong Berbicara kebohongan pada orang lain. UCAPAN 5 Memfitnah/ Memecah belah Hubungan yang akan dipecah Pikiran untuk memecah belah Usaha memecah belah Berbicara untuk memecah belah. 6 Ucapan kasar Ada pihak lain untuk dilecehkan Pikiran marah Melakukan pelecehan. 7 Ucapan omong kosong/gosip Adanya pembicaraan tidak masuk akal atau tidak ada untungnya Terdapat topik-topik sejenis. 8 Tamak, iri hati Properti atau materi orang lain Menunjuk dengan mengharapkan ā€œKalau saja itu milikkuā€. PIKIRAN 9 Keinginan jahat Ada mahluk lain Berpikir untuk menyakiti mahluk lain. 10 Pandangan salah Sikap menyesatkan dalam memandang objek Pemahaman berdasarkan konsep yang salah. Sumber tabel Pengolahan sendiri. Setelah mengetahui jenis-jenis perbuatan buruk yang harus dihindari, seseorang perlu berusaha semaksimal mungkin menghindarinya dan mencegahnya untuk timbul, dengan menghindari kejahatan sebagai awal kebajikan. Menghindari perbuatan jahat dan memulai melakukan perbuatan baik tidak perlu dalam hal yang besar, untuk melakukannya dibutuhkan tekad yang kuat, usaha berkesinambungan dan terus menerus. Agar seseorang dapat menjadi semakin baik, usaha ini harus sering dilatih dan dikembangkan dalam kehidupannya. Dalam rangka mengembangkan kebaikan, ada 10 hal yang dapat dikembangkan, yang dinamakan 10 dasar perbuatan baik Dasa Puna Kiriya Vatthu, Iti 230 dalam U Jotalankara, 201371-81 Memberi Dana Memberi adalah bermurah hati, perbuatan derma yang patut dipuji merupakan dasar atau landasan untuk memperoleh berbagai keuntungan atau manfaat. Bentuknya tidak selalu materi, bisa saja berupa non materi. Ada tiga jenis Dana yang paling umum A. Amisa Dana adalah pemberian dalam bentuk benda atau materi; B. Abhaya Dana adalah memberi perlindungan dari bahaya, bisa dari para penguasa yang jahat, pencuri, kebakaran, musibah, binatang buas, musuh, perang, dan lain sebagainya; C. Dhamma Dana adalah memberikan ajaran kebenaran Dhamma dengan pikiran murni, pemberian berbentuk spiritual-religi dengan tujuan mengajarkan jalan menuju akhir dari penderitaan dukkha dan mencapai nibbana. Diantara ketiga jenis ini, Sang Buddha menyatakan Dhamma Dana adalah yang terbaik Moralitas Sila Moralitas adalah aturan, sebuah tatanan aturan yang menjadi dasar tingkah laku baik secara jasmani maupun ucapan. Umat Buddha sedikitnya menjalankan 5 lima aturan sila Pancasila yaitu menghindari pembunuhan mahluk hidup, menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan, menghindari perbuatan asusila, menghindari ucapan yang tidak benar, dan menghindari minuman memabukkan hasil penyulingan atau peragian yang menyebabkan lemahnya kesadaran DN33. Sangiti Sutta. Pada hari Uposatha, umat Buddha melaksanakan 8 delapan Sila Disebut Atthasila, Atthangauposatha sila – Saį¹…khittÅ«posatha Sutta, yaitu 5 lima sila tadi ditambah menghindari makan makanan setelah tengah hari; menghindari menari, menyanyi, bermain musik, melihat pertunjukan, memakai dan berhias dengan bebungaan, perhiasan, wewangian, kosmetik untuk tujuan menghias dan mempercantik diri; menghindari penggunaan tempat tidur yang tinggi dan besar/mewah atau melaksanakan 9 sembilan Sila Disebut Navasila, Navangauposatha sila – Navaį¹…guposatha Sutta, yaitu 8 delapan Sila ditambah bertekad akan berdiam dalam pikiran memancarkan cinta kasih terhadap semua makhluk. Menjalankan sila selain kewajiban juga adalah suatu bentuk kebaikan yang bisa membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Bhavana Samadhi, meditasi pengembangan mental Meditasi adalah pengembangan mental, sebuah perbuatan baik yang juga bermanfaat bagi melatih pikiran sendiri. Ada 2 dua hal yang harus dikembangkan dalam meditasi, yaitu Samatha ketenangan batin dan Vipassana pandangan terang. Apacayana Apaciti Rasa Hormat Secara harfiah berarti kehendak yang timbul dari dalam diri seseorang untuk menghormat kepada orang yang bijaksana atau orang yang lebih tua dengan berdiri dari tempat duduknya dan memberikan penghormatan tanpa mengharapkan pamrih apapun. Rasa hormat sebagai suatu dasar perbuatan baik yang patut dipuji, misalnya ketika pergi menemui seorang bhikkhu senior, kita membawakan mangkuk dan jubah kepadanya, memberikan penghormatan kepadanya, menunjukkan jalan, dan sebagainya. Ada 4 empat manfaat bagi seseorang yang menghormati orang yang lebih tua yaitu umur panjang, paras bagus, kebahagiaan, dan kekuatan. Veyyavacca Pelayanan Arti sesungguhnya adalah kehendak yang muncul dalam diri seseorang dalam menjalankan tugas-tugas atau kewajibannya kepada seorang yang lebih tua atau merawat mereka yang sakit dengan pikiran tulus dan murni. Pelayanan sebagai dasar perbuatan baik yang patut dipuji harus dijalankan dalam bentuk menjalankan tugas dan kewajiban baik besar maupun kecil, seperti bakti kepada orang tua, memenuhi tugas dari guru, dan sebagainya. Pattidana Pelimpahan jasa Arti sesungguhnya adalah kehendak yang muncul dari dalam diri seseorang untuk mendedikasikan jasa kebajikan kepada yang lainnya. Seseorang berbagi jasa kebajikan sebagai dasar perbuatan baik misalnya ketika seseorang melakukan suatu perbuatan baik seperti berdana bunga atau makanan, ia mendedikasikan perbuatan baiknya dengan berharap ā€œsemoga perbuatan baik ini dapat dinikmati oleh seseorang, atau semua makhlukā€. Pattanumodana Bergembira atas kebaikan orang lain Arti sesungguhnya adalah kehendak yang muncul dari dalam diri seseorang yang bergembira atau bersukacita dengan jasa kebajikan yang diperbuat oleh orang lain yang telah dilakukan. Pattanumodana juga sama dengan Muditta simpati, yaitu bersimpati atau turut bahagia dengan kebaikan dan kebahagiaan makhluk lain. Hal ini dapat dilakukan misalnya ketika telah melihat perbuatan baik yang dilakukan orang lain, kita turut berbahagia dengan mengucapkan terima kasih’, bagus’, baik sekali’, sādhu’, dan sebagainya. Dilakukan saat orang lain berbagi jasa kebaikan dengan kita ataupun ketika orang lain telah melakukan perbuatan baik. Dhammadesana Membabarkan Dhamma Arti sesungguhnya adalah kehendak yang muncul dari dalam diri seseorang yang membabarkan Dhamma ajaran kebenaran atau memberikan ceramah Dhamma tanpa mengharapkan imbalan, pamrih, ataupun penghargaan. Semata-mata agar para pendengar dapat memperoleh manfaat dari Dhamma yang kita sampaikan. Dhammasavana Mendengarkan pembabaran Dhamma Arti sesungguhnya adalah kehendak yang muncul dari dalam diri seseorang yang mendengarkan ceramah ataupun pembabaran Dhamma dari orang lain dengan pikiran murni, sebagai bentuk perbuatan baik yang akan membawa manfaat apabila dapat dipraktikkan dalam aplikasi kehidupan sehari-hari, lebih baik lagi jika bisa dibagikan kembali kepada orang lain sehingga orang lain tersebut juga memperoleh manfaat, seperti Khujuttara yang mendengarkan Dhamma dari Sang Buddha dan kemudian membagikannya kembali kepada Samavati Vijjananda, 2008. Ditthujukamma Meluruskan pandangan salah Adalah meluruskan pandangan salah seseorang, atau memperbaiki pandangan-pandangannya sendiri, itulah dasar perbuatan baik yang patut dipuji. Dengan melakukan kesepuluh dasar perbuatan kebajikan sama dengan halnya memenuhi pengajaran Sang Buddha tentang ā€œmengembangkan kebajikanā€, inilah bentuk praktis dalam Ajaran Buddha yang kedua. Mengembangkan kebajikan dan Menghindari kejahatan dengan 4 empat Usaha Benar Sammapadhana Dalam rangka memperkuat praktik kita agar terus tumbuh dalam Ajaran Buddha, Sang Buddha telah mengajarkan metode 4 empat usaha benar Cattaro Sammapadhana, keempatnya memiliki 4 empat tujuan yang berbeda-beda PācÄ«nādi Sutta, yaitu Membangkitkan keinginan untuk tidak memunculkan kondisi-kondisi buruk yang tidak bermanfaat yang belum muncul; Membangkitkan keinginan untuk meninggalkan kondisi-kondisi buruk yang tidak bermanfaat yang telah muncul; Membangkitkan keinginan untuk memunculkan kondisi-kondisi bermanfaat yang belum muncul; Membangkitkan keinginan untuk mempertahankan, meningkatkan, dan memperluas kondisi-kondisi bermanfaat yang telah muncul, untuk memenuhinya melalui pengembangan. Metode empat usaha benar Saṃvara Sutta terdiri dari Usaha dengan mengendalikan Saṃvarappadhānaṃ, maknanya adalah mengendalikan diri untuk tidak memunculkan atau mencegah kualitas-kualitas buruk tidak bermanfaat yang belum muncul memenuhi tujuan pada poin A. Caranya dengan menjalankan pengendalian keenam indera mata, telinga, hidung, lidah, kulit badan, dan pikiran dengan tidak menggenggam atau melekat pada gambaran dan ciri-cirinya, sehingga tidak akan muncul kerinduan dan kesedihan yang dapat muncul akibat melekat pada keenam indera ataupun objek turunannya. Usaha dengan meninggalkan Pahānappadhānaṃ, maknanya adalah meninggalkan kualitas-kualitas buruk tidak bermanfaat yang telah muncul memenuhi poin B. Caranya dengan tidak membiarkan pikiran buruk yang telah muncul berupa pikiran keinginan inderawi, pikiran berniat buruk, dan pikiran mencelakai. Berupaya untuk melenyapkan pikiran-pikiran buruk tersebut adalah usaha benar dengan meninggalkannya. Usaha dengan mengembangkan Bhāvanāppadhānaṃ maknanya adalah memunculkan kualitas-kualitas baik dan bermanfaat yang belum muncul memenuhi poin C. Caranya adalah dengan melatih mengembangkan 7 tujuh faktor yang disebut 7 faktor pencerahan, yaitu Perhatian, penyelidikan fenomena, semangat, kegiuran batin, ketenangan batin, Samadhi, dan keseimbangan batin. Dengan demikian, maka kualitas-kualitas bermanfaat dapat muncul dan tumbuh pada seseorang. Usaha dengan melindungi Anurakkhaṇāppadhānaṃ maknanya adalah mempertahankan serta berupaya mengembangkan dan meluaskan kualitas-kualitas baik dan bermanfaat yang telah muncul memenuhi poin D. Caranya adalah dengan melindungi objek konsentrasi yang baik samādhiĀ­nimittaṃ yang telah muncul dalam meditasi, dengan demikian cara ini ditempuh dalam meditasi. Dengan melatih ke empat usaha benar ini, maka kebaikan akan semakin berkembang dan kejahatan dapat ditekan semaksimal mungkin, dan memaksimalkan agar kejahatan tidak dapat timbul dan bertahan kuat di dalam diri seseorang di kemudian hari serta kebaikan akan terus tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang. Demikianlah nilai kebaikan dalam Ajaran Buddha. *** DAFTAR PUSTAKA Dhammavuddho, Ven Hye Bhikkhu. 2008. Ajaran Buddha. Jakarta. Penerbit Dian Dharma. Vijjananda, Handaka. 2008. Bodhi – Samawati kekuatan cinta. Jakarta. Penerbit Ehipassiko Foundation. Ping, Tjhan Shao Penyunting. 2016. Kurikulum Dhamma Tingkat Satu. Edisi 1 Hak cipta oleh The Thai Buddhist Sangha Order, The Office of the Dhamma-Studies Management and Examination, Controller Under the Royal Patronage. Bandung. Penerbit THE BOARD COMMITTEE FOR DHAMMAYUT IN INDONESIA Vihara Vipassana Graha. Suttacentral Offline Legacy Version. 2005. DÄ«gha Nikāya. Diakses 19 Mei 2019 pukul 1300. _________ Online Legacy Version. 2005. DÄ«gha Nikāya. Diakses 19 Mei 2019 pukul 1300. _________ Offline Legacy Version. 2005. Saṃyutta Nikāya. Diakses 19 Mei 2019 pukul 1300. _________ Online Legacy Version. 2005. Saṃyutta Nikāya. Diakses 19 Mei 2019 pukul 1300. _________ Offline Legacy Version. 2005. Aį¹…guttara Nikāya. Diakses 19 Mei 2019 pukul 1300. _________ Online Legacy Version. 2005. Aį¹…guttara Nikāya. Diakses 19 Mei 2019 pukul 1300. U Jotalankara, Sayadaw. 2013. AJARAN-AJARAN DASAR BUDDHISME. Jakarta. Penerbit Yayasan Prasadha Jinarakkhita Buddhist Institute. Yoga Permana, I Putu. 2014, KBBI Diakses melalui aplikasi windows phone pada 10 Oktober 2018 2006. Dalamagama Buddha, ketidaksamaan ini tidak hanya terjadi karena faktor lingkungan, alam ataupun keturunan tetapi juga karena faktor Kamma. Dengan kata lain, keanekaragaman ini terjadi karena hasil perbuatan kita pada masa lampau atau pada masa kini. Kita bertanggung jawab pada kebahagiaan dan kesedihan kita sendiri.
Dharma Ajaran Sang Buddha benar-benar memberikan manfaat yang nyata, seperti yang akan kita uraikan ini, 10 Perbuatan Baik menurut Pandangan Buddhis ataupun menurut Ajaran Sang Buddha diuraikan sebagai berikut 1. Berdana Dana 2. Bermoral atau Budi peperti yang baik Sila 3. Meditasi Bhavana 4. Menghormati orang yang patut di hormati Apacayana 5. Melayani orang yang patut dilayani Veyyavacca 6. Pemberian jasa Pattidana 7. Turut berbahagia bersuka cita atas kebaikan orang lain Pattanumodana 8. Mendengarkan Dhamma Dhamma Savanna 9. Membabarkan Dhamma Dhamma Desana 10. Mengarahkan Pandangan yang benar Ditthijju kamma Dengan meninggalkan segala perbuatan yang buruk dan jahat, serta mengamalkan 10 perbuatan baik ini, merupakan dasar bagi kita untuk mempraktekkan ajaran Sang Buddha, karena tidak semua orang tahu manfaat dari praktek atau mengamalkan 10 perbuatan baik ini. Praktek dari 10 Perbuatan baik ini akan menyebabkan tertanamnya benih-benih karma baik bagi orang yang mempraktekannya dengan sungguh-sungguh, dan karma baik ini akan berbuah pada masa yang akan datang, bisa dalam kehidupan ini ataupun pada kelahiran yang akan datang.
tersebutpada tingkatan tertentu, (lihat penelitian Russel A. Stone dalam Taufik Abdullah (ed.) 1988). Pada tahapan berikutnya agama mempunyai peran yang perlu diperhitungkan dalam perubahan-perubahan sosial yang lebih luas baik pada aspek hukum, politik maupaun ekonomi, (Peter Beyer, dalam Richard H. Robert (ed.) 1995).
Jadi mempunyai pikiran yang baik di kala akan meninggal adalah merupakan hal yang penting yang akan menentukan bentuk kehidupan berikutnya menjadi lebh baik. 10 Jalan Perbuatan Baik Dasa Kusala Kamma Patta. Nibbana Janganlah berbuat jahat perbanyak perbuatan baik sucikan hati dan pikiran Inilah ajaran para Buddha Lalu apa yang dimaksud perbuatan baik menurut Sang perbuatan baik dalam agama buddha. Hukum karma dalam agama buddha. Perbuatan asusila Kamesumicchacara 4. Selain itu umat Buddha juga sangat dilarang untuk melakukan 5 bentuk perbuatan jahat karma buruk yang paling berat atau karma celaka. Keimanan kita juga akan teruji keti. Sang Buddha menjelaskan ada 10 Cara melakukan perbuatan baik yang kemudian disebut dengan Dasa Punnakiriyavatthu. Sang Buddha menjelaskan ada 10 Cara melakukan perbuatan baik yang kemudian disebut dengan Dasa Punnakiriyavatthu. Inti dari Ajaran Buddha yang tertuang dalam Dhammapada 183 adalah. Inti dari Ajaran Buddha yang tertuang dalam Dhammapada 183 adalah. Dasa Akusalakamma Patha 10 perbuatan buruk dalam Agama Buddha Kisah Devadatta Dasa Akusalakamma berasal dari kata Dasa artinya sepuluh Akusala artinya tidak baik atau jahat Kamma artinya perbuatan Patha artinya jalan atau cara. Dasa Punnakiriyavatthu terdiri dari empat kata yaitu dasa punna kiriya dan vatthu. Makhluk yang dapat dilahirkan dialam ini telah sempurna menjalankan 10 perbuatan bajik Dasa Kusala Karma dan melakukan pancasila dengan baik bila pahala kebajikannya telah habis dinikmati maka ia juga tumimbal lahir lagi di alam manusia. Punna kiriya artinya jasa atau berbuat kebajikan. Materi pembelajaran agama buddha kelas 2 SD perbuatan baik melalui pikiran. 10 Jalan perbuatan baik Dasa Kusala Kamma adalah landasan Buddha Dhamma. Untuk hal ini praktisi pengikut agama Buddha harus berupaya keras untuk meninggalkan seluruh pikiran yang salah dan dapat merugikan perkataan dan perbuatan. Janganlah berbuat jahat perbanyak perbuatan baik sucikan hati dan pikiran Inilah ajaran para Buddha Lalu apa yang dimaksud perbuatan baik menurut Sang Buddha. Hukum karma agama buddha. Para bhikkhu kehendak adalah yang Kusebut sebagai kamma. Dasa Punnakiriyavatthu Inilah 10 Cara Perbuatan Kebajikan ala Buddhist Pengertian Dasa Punnakiriyavatthu. DALAM kehidupan setiap makhluk tentu menginginkan kebahagiaan tetapi perbuatan untuk mendapat kebahagiaan sebagian besar yang dilakukan setiap makhluk berbedaNamun di dalam ajaran Buddha Gotama mengajarkan kepada umatnya cara berbuat baik dengan tujuan agar kita yang menjalankannya selalu berbahagia dan bahkan bisa terealisasi Nibhana. Dalam kitab suci Tipitaka umat Buddha diajarkan untuk melakukan 10 sepuluh Jenis perbuatan baik Karma Baik dan dilarang untuk melakukan 10 jenis perbuatan buruk Karma Buruk. Praktisi penganut agama Buddha sebaliknya harus berupaya keras untk meningkatkan apa yang baik dan berguna untuk diri mereka sendiri dan orang lain dalam pemikiran mereka perkataan. Alam Dewa dihuni oleh para Dewa dan Dewi yang diliputi oleh kegembiraan usia panjang dan kemakmuran yang berlimpah-limpah. DASA PUNNYAKIRIYAVATTHU Inti Ajaran Buddha Dhammapada syair 183 Sabbapapassa akaranam Kusalasaupasampada Sacittapariyodapanam Etam buddhana sasanam Janganlah berbuat jahat perbanyak perbuatan baik sucikan hati dan pikiran Inilah ajaran para Buddha Buddha menjelaskan ada 10 Cara melakukan perbuatan baik yang disebut dengan Dasa Punnakiriyavatthu. Dasa Akusalakammapatha artinya sepuh cara berbuat jahat terdiri dari. Mengambil barang yang tidak diberikan Adinnadana 3. Agama Islam Para Rasulullah dipertanggungjawabkan memikul tugas membawa akhlak yang mulia-memperbaiki dan mengajar Akhlak terpuji yang perlu diikuti oleh umat Islam adalah akhlak Nabi Muhammad saw. Ini semua adalah akibat dari perbuatan baik yang kita praktikkan dalam kehidupan ini. Mengarahkan Pandangan yang benar Ditthijju kamma Dengan meninggalkan segala perbuatan yang buruk dan jahat serta mengamalkan 10 perbuatan baik ini merupakan dasar bagi kita untuk mempraktekkan ajaran Sang Buddha karena tidak semua orang tahu manfaat dari praktek atau mengamalkan 10 perbuatan baik ini. Dasa Kusala-Kamma atau Dasapunnakiriyavatthu berasal dari kata Dasa Punnakiriya dan Vatthu. Pemberian jasa Pattidana 7. Gemar beramal dan bermurah hati akan berakibat dengan diperolehnya kekayaan dalam kehidupan ini atau kehidupan yang akan datang. Di dalam konsep buddhis Ada 10 perbuatan baik yang apabila dilakukan akan lebih cepat berbuah karma baik. Dalam kehidupan kita sehari hari kita akan sering sekali menemui hal hal baru baik itu dari segi positif maupun negatif. Hidup bersusila mengakibatkan terlahir kembali dalam keluarga luhur yang keadaannya berbahagia. Hukum alam didasarkan pada mereka. Menghormat orang yang patut dihormati Apacayana 5. Menurut hadis riwayat Bukhari Akhlak Rasulullah saw. Setelah berkehendak seseorang bertindak melalui jasmani ucapan atau pikiran Ini berarti semua jenis perbuatan yang baik maupun yang burukjahat yang dilakukan oleh pikiran mano saja atau terwujud dalam perkataan vaci maupun jasmani kaya yang dilakukan setelah didahului dengan adanya kehendak maka disebut dengan kamma. Apalagi jika telah menyadari kebenaran Hukum Kamma yang telah ditunjukkan oleh Sang Buddha Guru Agung junjungan kita sejak 2500 tahun yang silam tentunya kita semua tidak ingin mendapatkan hal-hal yang buruk di masa yang akan datang. Di dalam konsep buddhis Ada 10 perbuatan buruk yang apabila dilakukan akan lebih cepat berbuah karma buruk. 10 sepuluh jenis kamma baik. Omong kosong Samphappalapa 8. Berbicara kasar Pharusavaca 7. Misalnya memikirkan perbuatan baik atau jahat yang telah dilakukan di masa lalu. Melayani orang yang patut dilayani Veyyavacca 6. Dasa artinya sepuluh Punna artinya jasa baik bajik manfaat berguna Kiriya artinya melakukan vatthu artinya dasar hal cara. Karma dalam agama buddha. Nibbana Dasa Kusala Kamma Patta 10 Jalan Perbuatan Baik Oleh Bhikkhu Thitayanno Youtube Berduka Atau Bersuka Dengan Kematian B Uttamo Youtube Hidup Kematian Teratai Pin Di Quotes Pin On Buddhism Walaupun Mengerti Tetapi Tidaklah Mudah Untuk Menerima Saat Perubahan Datang Karena Kemelekatan Terlalu Tebal Walau Bagaimana Teaching Understanding Buddhism Satu Dharma 10 Perbuatan Baik Menurut Pandangan Buddhis Truth Buddha 10 Perbuatan Baik Kusala Kammapatha 10 Perbuatan Baik Perjalanan Melatih Diri Ajaran Buddha Avalokitesvara Bodhisattva
c perbuatan mereka yang baik d. karma mereka sendiri-sendiri 22. Sang Buddha dapat melihat muncul lenyapnya makhluk-makhluk karena : a. kesaktian mata b. karma baik c. mata dewa d. mata malaikat 23. Yang dilakukan sang Buddha selam minggu kedua adalah : a. penghormatan pada pohon bodhi b. bermedhitasi di bawah pohon bodhi

Perbuatan Baik Dalam Praktik Oleh Yang Mulia Bhikkhu Sudhammajivo Panca Sila, sebagaimana halnya hukum negara, membantu umat Budha untuk mendisilpinkan diirnya dan mengikuti Jalan Mulia Beruas Delapan. Pancasila sebenarnya nilai-nilai maunsia yang mendasar, yang membawa manfaat besar bagi mereka yang melaksanakannya. Lima aturan itu adalah menjauhi diri dari pembunuhan, pencurian, prilaku seks yang menyimpang, berbohong dan mengkonsumsi bahan-bahan beracun. Pertama adalah aturan menahan diri dari pembunuhan. Aturan ini berkenaan degnan pembunuhan yang dilakukan secara langsung oleh diri sendiri atau dilakukan secara tidak langsung dengan menyebabkan orang lain membunuh. Lebih jauh lagi, tidak hanya itu bukan hanya menyangkut manusia, tetapi juga makhluk hidup lai. Sila ini dibangun secara kuat atas asar pengakuan kesamaan hakiki dari semua makhluk hidup dan saling timbal balik hubungan. Dalam hal ini, aturan ini tidak berbeda dari dan tentu asja, menciptakan pla bagi sila kedua, ketiga, dan keempat dn hanya sila kelima yang agak berbeda. Secara khusus, kesamaan berarti bahwa semua makhluk hidup sama dalam menginginkan hidup dan takut akan kematian. Saling timbal balik berarti sebagaimana orang tidka mau dibunuh, begitu juga semua makhluk hidup tidak mau dibunuh. Sang Buddha menganjurkan semua oang untuk membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain dan dengan demikian menahan diri dari pembunuhan. Sang Buddha mengajarkan prinsip tanpa kekerasan ahimsa dan mendorong orang untuk meninggalkan niat jahat dan kemarahan. Sila yang pertama menjga agar sikap yang tidak baik ini tidak berwujud dalam tindakan. Sebagaimana penerapan positif sila pertama adalah melindungi kehidupan atau memberi perlindungan, praktek Buddhis tradisional untuk prinsip ini adalah dengan membeli hewan-hewan yang terkurung mislanya burung, kura-kura, ikan, dan katak yang akan dibunuh dan melepaskannya. Selain itu umat Buddha kadang-kadang memperluas penerapan ila pertama ke kebiasan diet mereka. Dalam kaitan ini, mereka menjadi vegetarian dengan keyakinan bahwa dengan makan daging binatang berarti mendukung praktek pembunuhan binatang. Bila Buddhis membiasakan praktek vegetarian, mereka terutama didorong oleh penghormatan akan hidup dan bukan karena pandangan bahwa diet vegetarian itu baik untuk kesehatan atau bahwa daging pada dasarnya tidak suci. Kedua adalah aturan menahan diri dari pencurian. Orang dapat mencuru secara langsung, yaitu dilakukan oleh diri sendiri, atau menyebabkan orang lain untuk mencuri. Oleh karena itu kata-kata dan tindakan sekali lagi dapat memainkan peranana dalam pelanggaran sila ini. Umat Buddha selalu diperingati untuk menghindari keserakahan, dan keinginan untuk memiliki berlebihan. Sila kedua menjaga agar sikap ini tidak diekspresikan dalam tindakan yang akan mengakibatkan ketidakbahagiaan bagi semua orang. Lebih jauh lagi, sila kedua menganjurkan agar kira mencari nafkah dengan cara-cara yang benar. Ketiga adalah aturan menahan diri dari perilaku seksual yang menyimpang. Seperti halnya menciri, perilaku sekual yang menyimpang pada dasarnya didorong oleh hasrat yang berlebihan atau keserakahan. Sang Buddha menganjurkan orang untuk menahan kecenderungan dari perilaku seksual yang salah, Beliau menganjurkan pengobatan khusus untuk masalah ini. Beliau mengajurkan orang untk menganggap lawan jenis yang menjadi pasangan orang lain sebagai ibu/ayah, saudara/i, putra/i sesuai dengan usia mereka. Kalau hal ini gagal untu menundukkan hasrat yang berlebihan, mereka dianjurkan untuk merenungkan kekotoran tubuh. Karena melanggar sila ini, beberapa orang terlahir dengan cacat organ tubuh. AIDS dan penyakit yang ditularkan secara seksual juga teruatma disebabkan oleh pelanggaran sila ini. Tak ada jalan keluar yang lebih baik daripada berpantang melakukan hubungan seksual yang salah. Pencegaha lebih baik daripada penyembuhan. Hubungan suami istri tidak dianggap sebagai pelanggaran seksual yang menyimpang. Hal ini diterima bagi umat Buddha awam yang menjalani hidup berumah tangga. Keempat adalah aturan menahan diri dari kebihingan. kebenaran sangat penting bgai agama Buddha yang mengajarkan bahwa seseorang dapat mencapai Penerangan Sempurna dengan mengetahui kebenaran. Pangeran Siddharta meninggalkan hidup dalam istana ayahnya untuk mencari kebenaran dan kemudian beliau dikenal sebagai ā€œRaja Kebenaranā€. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bahwa penghargaan atas Kebenaran haruslah dijunjung tinggi dalam aturan perilaku yang baik sebagai sila keempat, yaitu menahan diri dari berkata bohong. Membunuh sering kali brekaitan denga niat jahat dan kemarahan, pencurian berkaitan dengan nafsu. Sedangkan seseorang dapat berkata bohong bisa karena niat jahat dan kemarahan karena ia ingin merusak nama baik orang lain, atau karena nafsu atau keserakahan dalam rangka memperoleh benda yang ia inginkan. Berpantang diri dari berbohong bukan hanya mencakup kebohongan biasa, tetapi juga semua jenis penipuan dan pernyataan yang melebih-lebihkan. Disini, menghasut orang lain untuk berbohong juga merupakan pelanggaran sila keempat. Bahkan lebih tajam lagi, dalam sila keempat juga tersirat menahan diri dari penipuan diri, yaitu membohongin diri sendiri. Orang yang terbiasa membohongi diri takkan mampu maju memcapai kebahagian dan penerangan. Kelima adalah aturan menahan diri dari mengkonsumsi memakan atu meminum bahan-bahan beracun. Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya, sila kelima adalah turan yang bebeda dari keempat sila sebelumnya, karena makanan dan minuman yang beracun bukanlah pelanggaran prinsip penghargaan atas hidup, hal memiliki harta benda, hubungan pribadi dan kebenaran yang terwujud dalam sila lainnya. Namun mengkonsumsi barang-barang beracun cenderung menciptakan keadan yang dapat melanggar sila yang lain. Selain itu, jika melenggar keempat sila pertama secara lansung melukai orang lain, melanggar sila kelima secara langsung melukai diri sendiri. Selain menjaga pelaksaan keempat sila sebelumnya denagn menjaga, pemusatan pikian, sila kelima juga melawan ketumpulan pikiran. Yang kedua, sila kelima menyiapkan pikiran untuk praktek mengembangkan mental yang mengembangkan mental yang menuju ke Kebijaksanaan. Dengan demikian sila kelimat bukan semata-mata atau bhakan mungmin erutama prinsip moral, melainkan bagian praktek yang berguna untuk maju dalam tingkat-tingkat yang lebih tinggi dalam jalan menuju penerangan. Pancasila adalah penerapan khusus dan pribadi dari aturan perbuatan baik. Kalau dilaksanakan secara menyeluruh akan menghasilakn terbentuknya masyarakat yang ideal. Bahkan kalaupun oleh pribadi dan secara sebagian. Pancasila mneyediakan dasra bagi kebahagiaan sekarang dan yang akan datang. Hal ini karena kalau panca sila dilaksanakan akan mencegah penyebaran tindakan tidak baik dari tubuh, ucapan, dan pikiran yang mengakibatkan penderitaan menurut hukum kamma. Oleh karena itu bila dengan melaksanakan sila-sila itu orang menghindari pembunuhan, pencurian, prilaku seks yang salah dan berbohong, orng menjga dirinya supaya tidak menderita drai perbuatannya seperti pedek umur, kemelekatan, atau kesengsaraan perkawinan dn seterusnya, yang merupakan akibat dari tindakan-tindakan tidak baik itu. Dengan demikian pembunuhan semut ataupun nyamuk atau musuh pada masa perang, walaupun masih merupakan unsur dari sila pertama, mungkin tidak membawa akibat kamma yang penuh karena kondisi dimana hal itu terjadi. Pelaksanaan delapan aturan Attha Sila pada tanggal satu dan lima belas pada penanggalan bulan, juga disebut sebagai Uposattha namaknya dimulai sebagai semacam pelengkap bagi umat awam atas pengulangan aturan kebiaraan bagi para bhikkhu. Pelaksanaan delapan sila bagi umat awam dapat ditelusuri kembali pada masa Sang Buddha. Dalam kotbah kepada Visakha, pengikut awam yang saleh, Sang Buddha menganjurkan pelaksanaan delapan sila pada hari-hari tertentu. Secara khusus, melaksanakan delapan sila dikatakan bseagai tiruan dari disiplin para Arahat. Delapan sila bukan hanya membuat penghargaan atas pelepasan dan merenungkan ajaran Sang Buddha, tetapi juga jasa-jasa yang berarti yang berakibat kebahagiaan di maas yang akan datang. Delapan sila mencegah makan pada waktu yang tidak layak, menari, menyanyi, musik dan tontonan yang tidak pantas; dari penggunaan untaian bunga, wewangian, dan polesan; dari benda-benda yang bertujuan mempercantik dan menghias diri. Penggunaan tempat tidur yang tingi dan besar juga dilarang untuk mencegah kemalasan dan mendorong kerendahan diri, sebagaimana secara tradisional, penggunaan tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi diperuntukkan bagi orang yang berstatus tinggi dan mengakibtkan perasaan diri sebagai orang penting. Dengan hanya menahan diri dari waktu ke waktu dengan cara ini sehingga seseorang akan dapat mengatasi keresahan dan mampu mengendalikan dirinya. Latihan ini, melatihnya untuk tidak kewcewa bila ia tidak mendapatkan kesenangan inderawi. Para bhikkhu dan bhikkhuni yang telah meninggalkan kesenangan duniawi melaksanakan prinsip-prinsip ini sepanjang waktu. Sebaliknya umat Buddha awam melaksanakan delapan aturan ini sewaktu-waktu saja. Namun semua umat Buddha yang melaksanakan lima aturan setiap hari. Pelaksanaan sila membantu orang untuk menanam lima kebaikan mulia yang berkaitan dengan masing-masing sila. Yang pertama adalah mengembangkan belas kasihan; yang kedua kedermawanan dan ketidakmelekatan; yang ketiga adalah rasa puas; yang keempat kebenaran, dan yang kelima adalah perhatian penuh dan kejernihan pikiran. Setiap umat Buddha selayaknya melaksanakan kelima sila untuk dapat meningkatkan dirinya secara moral dan spiritual. Moralitas adalah langkah pertama dalam jalan menuju kebahagiaan abadi. Moralitas adalah pondasi spiritual yang mendasar. Tanpa ladasan ini, takkan ada kemajuan manusia dan kemajuan spiritual. Setelah menegakkan fondasi moral, seseorang dapat melanjutkan untuk mengembangkan pikiran dan kebijaksanaannya. Praktek ini akan menuntunya dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat-tingkat perkembangan mental yang lebih tinggi, dan akhirnya menuju puncak dari semua pencapaian yaitu penerangan. [ Dikutip dari Majalah Dhammacakka No. 12/Tahun IV/1998, diterjemahan secara bebas oleh Sukaria, ]

Dikemukakandalam Aganna Sutta kekuasaan itu menyangkut kesanggupan untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh masyarakat. Tidak ada penguasa tanpa kehendak rakyat karena itu seorang penguasa adalah abdi masyarakat. Menurut Buddha seorang pemimpin adalah memenuhi sepuluh kewajiban (Dasa Raja - Dhamma ) yaitu. Dasa Punnakiriyavatthu, Inilah 10 Cara Perbuatan Kebajikan ala Buddhis – Inti Ajaran Buddha yang tertuang dalam Dhammapada 183 adalah ā€œJanganlah berbuat jahat, perbanyak perbuatan baik, sucikan hati dan pikiran, inilah ajaran para Buddhaā€ Sumber Gambar Bahtera Ilmu – Lalu apa yang dimaksud perbuatan baik menurut Buddha Dharma. Sang Buddha menjelaskan ada 10 cara melakukan perbuatan baik yang kemudian disebut dengan Dasa Punnakiriyavatthu. Dasa Punnakiriyavatthu terdiri dari empat kata, yaitu dasa, punna, kiriya, dan vatthu. Dasa artinya sepuluh, Punna artinya jasa, baik, bajik, manfaat, berguna, Kiriya artinya melakukan, vatthu artinya dasar, hal, cara. Dasa Punnakiriyavatthu artinya sepuluh cara untuk melakukan perbuatan bajik atau baik. Bagi umat Buddha sangat dianjurkan untuk melaksanakan salah satu atau keseluruhan dari dasa punnakiriyavatthu tersebut. Sepuluh cara untuk melakukan perbuatan baik terdiri dari DANA Dana berarti beramal/memberi/membantu/menolong makhluk lain tanpa mengharapkan balasan dari mereka yang telah menerima dana kita. Dana dapat diberikan dalam bentuk materi/barang dan non materi. SILA Sila artinya hidup bersusila, perbuatan, etika, moral. Sila terdiri dari Pancasila lima latihan kemoralan. Pancasila dilaksanakan oleh umat Buddha dalam kehidupan delapan latihan kemoralan. Atthasila dilaksanakan oleh umat Buddha biasa yang berlatih menjalankan hidup sederhana. Biasanya atthasila dilaksanakan setiap tanggal 1,8,15,23 setiap bulan pada penanggalan Majjhima Sila terdiri dari sepuluh latihan kemoralan. Sila ini dilaksanakan oleh samanera atau samaneri calon bhikkhu/ni dalam kehidupan sehari-hari. Samanera hidup sebagai pertapa hidup berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain.Patimokkhasila adalah sila yang dilaksanakan oleh para bhikkhu dan bhikkhuni dalam kehidupan sehari-hari. Bhikkhu melaksanakan sila berjumlah 227 latihan, bhikkhuni melaksanakan sila berjumlah 311 latihan. BHAVANA Bhavana/meditasi/samadhi artinya mengembangkan pikiran yang baik tertuju pada satu objek. Bhavana terdiri dari 2 macam, yaitu Samatha bhavana meditasi yang bertujuan untuk mencapai ketenangan batin. Obyek meditasi ini berjumlah 40 macam. Hasil dari meditasi ini adalah Abhinna kekuatan batin.Vipassana bhavana meditasi yang bertujuan untuk mencapai pandangan terang. Objek meditasi ini berjumlah 2 macam yaitu Nama dan Rupa. Hasil meditasi ini adalah kesucian atau Nibbana. APACAYANA Artinya rendah hati dan hormat menghormati mereka yang lebih tua dan yang pantas diberi hormat. Dengan sikap rendah hati dan hormat kelak akan terlahir dalam keluarga luhur. Sifat sombong adalah lawan dari sifat apacayana. Merasa dirinya lebih hebat, lebih pintar, lebih tinggi statusnya dari orang lain adalah sifat sombong. VEYYAVACCA Artinya berbakti serta bersemangat dalam melakukan hal-hal yang patut dilakukan. Berbakti mengakibatkan seseorang memperoleh penghargaan dari masyarakat. Sumber Gambar NALANDA FOUNDATION PATTIDANA Artinya suka membagi kebahagiaan kepada yang lain, tidak kikir dan tidak mementingkan diri sendiri. Pattidana juga berarti melaksanakan perbuatan baik atas nama keluarga kita yang telah meninggal dengan harapan semoga mereka ikut berbahagia melihat kita berbuat kebaikan. Dalam melaksanakan hal ini berakibat terlahir dalam keadaan tidak kekurangan bahkan berlebihan dalam berbagai hal. PATTANUMOTANA Artinya bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain, tidak merasa iri hati. Pattanumodana sama dengan Mudita. DHAMMASAVANA Artinya mempelajari dan sering mendengarkan dhamma khotbah/ceramah dhamma. Sering mendengarkan dhamma akan menambah kebijaksanaan. DHAMMADESANA Artinya menyebarkan atau menerangkan dhamma. Menyebarkan dan mendengarkan dhamma berbuah dengan bertambahnya kebijaksanaan. DITTHUJUKAMMA Artinya berpandangan hidup yang benar. Pandangan hidup yang benar lahir dari pikiran yang benar. Pikiran benar adalah pikiran yang telah terbebas dari Lobha, Dosa, Moha. Berpengertian dan berpandangan hidup yang benar berbuah dengan diperkuatnya keyakinan.

22. Ajaran Buddha tentang Kamma. Agama Buddha mengajarkan bahwa karma menyebabkan kelahiran kembali. Namun yang dilahirkan kembali bukanlah jiwa melainkan watak atau sifat-sifat manusia.[5] Kamma bukanlah suatu ajaran yang membuat manusia untuk lekas putus asa, bukan ajaran akan adanya nasib yang sudah ditakdirkan.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dasa Punnakiriyavatthu, Inilah 10 Cara Perbuatan Kebajikan ala BuddhistPengertian Dasa Punnakiriyavatthu. Inti dari Ajaran Buddha yang tertuang dalam Dhammapada 183 adalah ā€œJanganlah berbuat jahat, perbanyak perbuatan baik, sucikan hati dan pikiranInilah ajaran para Buddhaā€ Lalu apa yang dimaksud perbuatan baik menurut Sang Buddha. Sang Buddha menjelaskan ada 10 Cara melakukan perbuatan baik yang kemudian disebut dengan Dasa Punnakiriyavatthu terdiri dari empat kata, yaitu dasa, punna, kiriya dan vatthu. Dasa artinya sepuluh, Punna artinya jasa, baik, bajik, manfaat, berguna, Kiriya artinya melakukan, vatthu artinya dasar, hal, cara. Dasa Punnakiriyavatthu artinya sepuluh cara untuk melakukan perbuatan bajik atau baik. Bagi umat Buddha sangat dianjurkan untuk melaksanakan salah satu atau keseluruhan dari dasa punnakiriyavatthu tersebut. Sepuluh cara untuk melakukan perbuatan baik terdiri dari 1. DANA Dana berarti beramal/memberi/membantu/menolong makhluk lain tanpa mengharapkan balasan dari mereka yang telah menerima dana kita. Dana dapat diberikan dalam bentuk materi/barang dan non materi2. SILA 1 2 3 4 Lihat Filsafat Selengkapnya .
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/258
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/74
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/562
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/245
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/876
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/365
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/544
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/647
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/149
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/906
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/857
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/758
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/259
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/127
  • c4vb5pw8oe.pages.dev/80
  • 10 perbuatan baik dalam agama buddha